Wakil Bupati Luwu, Muh. Dheyi Bijak Pawindu, menghadiri prosesi adat *Mattompang Arajang* yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Bone ke-695. Kegiatan ini digelar pada Kamis, 10 April 2025, di kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone, menandai salah satu tradisi paling sakral dalam budaya Bugis.
Prosesi *Mattompang Arajang*—yang berarti “membersihkan atau menyucikan benda-benda pusaka kerajaan”—menjadi simbol penghormatan terhadap warisan leluhur serta wujud pelestarian budaya di tengah perkembangan zaman. Acara ini juga mencerminkan ikatan sejarah dan budaya yang erat antara kerajaan-kerajaan Bugis, termasuk Luwu dan Bone, dua daerah yang memiliki hubungan historis panjang dalam tatanan kerajaan di Sulawesi Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Muh. Dheyi Bijak Pawindu mengungkapkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap konsistensi Kabupaten Bone dalam menjaga dan merawat nilai-nilai adat dan tradisi. Ia menyebut keikutsertaannya dalam prosesi ini sebagai bentuk dukungan dan penghargaan terhadap budaya Bugis yang juga menjadi bagian dari identitas masyarakat Luwu.
“Kehadiran kami di sini bukan hanya sebagai tamu, tapi sebagai saudara. Luwu dan Bone punya hubungan sejarah yang sangat dekat, dan pelestarian budaya seperti ini harus terus kita jaga bersama,” ujar Dhevy Bijak.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para tokoh adat, pemuka agama, pejabat pemerintah, serta masyarakat Bone yang antusias mengikuti prosesi. Acara berlangsung khidmat dengan nuansa adat yang kental, mulai dari pengiring musik tradisional, busana adat, hingga iring-iringan benda pusaka kerajaan.
Perayaan Hari Jadi Bone tahun ini mengangkat tema kebudayaan sebagai pondasi pembangunan daerah. Dengan menggelar prosesi seperti *Mattompang Arajang*, Pemerintah Kabupaten Bone berharap generasi muda dapat lebih mengenal dan mencintai akar budaya mereka.